Ritual Kebhu: Memanen Ikan Menjaga Harmoni

Part 1.

Ritual kebhu adalah ritual memanen ikan dan biota lain dalam kolam muara buntu yg dilakukan secara massal untuk memupuk kebersamaan. Ritual ini salah satunya dilakukan suku Lowa di lingkungan etnis Rongga di Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, Pulau Flores.


Penangkapan berlangsung di sebuah limbu (kolam) bernama Tiwu Lea. Kolam itu merupakan muara sungai Waerawa di Nangarawa, Desa Bamo, yg berlokasi sekitar 18 km dari Borong, ibukota Manggarai Timur.

Sebulan sebelum hari-H, tetua suku Lowa-kini dijabat Donatus Jimung (30)-mengirim utusan ke sejumlah kampung dan desa. Dia mengundang warga kampung lain untuk ikut memanen ikan atau lazim disebut kremo di Tiwu Lea.

Menangkap ikan di Tiwu Lea hanya boleh dilakukan dengan tangan kosong. Peserta dilarang menggunakan pukat (jaring) ataupun alat tangkap dari besi, seperti tombak dan trisula.

Kalaupun ada alat tangkap hanya berupa ndai, sejenis jaring dorong dengan dua tongkau kayu di dua sisi. Ikan yg berhasil mereka tangkap langsung dimasukkan ke dalam mbere, wadah penampung dari anyaman daun lontar, pandan, atau gewang (sebangsa palem).

Pantangan lain, peserta dìlarang emosional, apalagi bersikap menghasut saat kremo. Yg paling diharamkan adalah meneriakkan nada-nada provokasi, seperti hia-hia-hia yg bisa membuat orang terprovokasi dan saling berebut menangkap ikan. Warga juga dilarang menggigit hasil tangkapannya sebelum dimasukkan ke dalam mbere.

Begitu pantangan dilanggar, tetua pemilik kebhu langsung menebarkan jala pusaka bernama ramba ke dalam kolam sebelum waktunya. Kegiatan kremo pun segera dihentikan. Warga yg mencoba melanjutkan kegiatan dalam kolam akan sia-sia karena ikan dan biota lain akan hilang.

-BERSAMBUNG-

SUMBER:
Blog Anak Kampung Kluang-Lembata

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Anak Kalok

PESONA DI LEMBAH PAKU

Keunggulan dan Kelemahan Bolt Browser