MENGABDI DI DAERAH TERPENCIL

Banyak orang akan merasa miris bila suatu saat ditugaskan di daerah terpencil.
Bagaimanpun yang dipikirkan adalah jauh dari kampung dan sanak keluarga,jauh dari keramaian,tidak tersedianya sarana transportasi,keterbatasan fasilitas,hubungan sosial dengan masyarakat,dan sebagainya.
Saat saya dan teman-teman diangkat menjadi Guru SD Daerah Terpencil di tahun 1993,paling tidak hal seperti di atas merupakan beban kami sebelum berangkat ke tempat tugas.

Bagi saya pribadi,ditempatkan di daerah terpencil tidak menjadi masalah.
Saya sendiri berasal dari daerah terpencil juga.Cuma saya berharap agar tidak ditugaskan di pulau-pulau kecil di sekitar Flores.Pertimbangannya lebih pada mahalnya sembako dan kesulitan transportasi lewat laut.

Akhirnya,pada pertengahan Maret 1993,kami mendapat SK Pengangkatan dan SK Penempatan.
Ternyata saya ditempatkan di SDK Paku,Kec.Perwakilan Komodo,Kab.Manggarai (sekarang menjadi Kec.Sano Nggoang,Kab.Manggarai Barat).

1 April 1993 saya berangkat ke SDK Paku yang jaraknya sekitar 200-an km dari kampung.
Dengan menumpang satu-satunya bus yang menuju ke Werang (ibukota kecamatan).

Setiba di Werang saya sempat bingung,karena tempat tujuanku masih jauh dan harus ditempuh dengan berjalan kaki sejauh 15 km bila melalui jalan raya yang sudah dirintis.
Bisa juga melalui pegunungan yang dapat ditempuh dalam waktu 3 jam bagi orang sudah biasa ke sana.

Jalan kaki berapapun jarak dan lamanya waktu tempuh bukan menjadi persoalan.Yang membuat saya bingung adalah tidak mempunyai teman dalam perjalanan.
Perkampungan penduduk jarang dan harus melewati hutan.

Kebetulan ada dua orang dari Paku yang hendak pulang dari Werang.
Mereka mendapati saya yang sedang bingung menentukan arah di pertigaan jalan.Setelah memperkenalkan diri,terpancar kegembiraan di wajah kami masing-masing.
Saya gembira mendapatkan teman perjalanan sementara mereka gembira karena mendapat guru baru yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya.

Perjalananpun dilanjutkan melalui pegunungan.
Teman seperjalanan saya justru kagum melihat saya berjalan lebih cepat dari mereka.

Akhirnya setelah mendaki puncak dan kemudian menurun,sampailah saya di tempat tujuan.
Dalam kelelahan perasaan saya menjadi lega.Saya bersyukur berkat kedua teman perjalanan ini saya tiba dengan selamat.

Dalam tempo 5 menit saja,penduduk kampung berdatangan ke rumah kepala sekolah untuk menyalami saya.
Keramahtamahan ditunjukkan dengan penuh ketulusan.

Komentar

  1. Sejauh apa perjuangan kita menuju pengabdian seorang pendidik akan berarti di kemudian hari,Pak....

    BalasHapus
  2. Terima kasih Bu Meli.Mudah-mudahan akhirnya demikin seperti yg Ibu harapkan.

    BalasHapus
  3. Wah,wah,aku salut sekali sama pahlawan tanpa tanda jasa yang satu ini,berjuang terus demi pendidikan di indonesia

    anu.totalh.com

    BalasHapus
  4. Terima kasih,Pak Juma.
    Perjuanganku blm seberapa.
    Begitulah tugas seorang guru,bersedia ditempatkan di mana pun di seluruh penjuru tanah air.

    BalasHapus

Posting Komentar

Terimakasih atas kunjungan Anda ke BARCHETO PUTRA

Postingan populer dari blog ini

Anak Kalok

PESONA DI LEMBAH PAKU

Keunggulan dan Kelemahan Bolt Browser