NATAL DI TENGAH KEMARAU

Suasana Natal di kampungku di Flores sudah terasa sejak awal Desember.
Sejak itu,orang-orang sudah terlihat menyibukan diri dalam mempersiapkan perayaan Natal.
Berbagai kelompok paduan suara di kampung-kampung mulai mengadakan latihan hampir setiap malam,agar perayaan Natal menjadi agung dan meriah.

Pada minggu terakhir menjelang Natal kesibukan umat semakin meningkat.
Lingkungan Gereja menjadi pusat segala kegiatan,mulai dari kerja bakti untuk kebersihan,pemasangan umbul-umbul di setiap lorong dan mendirikan kemah di depan dan di samping Gereja.
Pada hari raya seperti ini,biasanya umat dan tamu membludak,membuat petugas Gereja kewalahan menyediakan tempat duduk.

Suasana Natal menjadi semakin kental terasa saat lagu-lagu Natal mulai terdengar di rumah-rumah penduduk.
Repetisi paduan suara dan seluruh rangkaian acara mulai dijalankan menjelang hari puncak.


Satu jam sebelum perayaan Malam Natal,Gereja sudah dipadati umat yang datang dari berbagai penjuru desa.
Perayaan Malam Natal dijalankan dengan khusuk dan meriah.
Imam dan rombongan memasuki Gereja diiringi musik,nyanyian,dan tarian daerah.
Lagu-lagu dari kelompok paduan suara yang bertugas dilantunkan dalam nada-nada dan melodi tenang, setenang suasana di Betlehem tempo dulu.


Suasana perayaan Natal pada tanggal 25 Desember pagi, tidak kalah meriah dari perayaan Malam Natal.Seluruh rangkaian acara dijalankan dengan tertib dan lancar.
Umat yang datang lebih banyak.

Selama dan setelah perayaan usai semua orang saling memberikan Salam Damai Natal.Memberikan Salam Damai Natal dilanjutkan dengan melakukan kunjungan dari rumah ke rumah.
Ini merupakan kebiasaan yang sudah dijalankan sejak lama.
Natal memang merupakan momen yang tepat untuk saling memaafkan.
Natal membawa damai dan mendamaikan semua orang.
Damai dan kebahagiaan Natalpun terpancar dari keceriaan wajah setiap orang.

Namun,Natal tahun ini terasa ada yang kurang.
Biasanya,saat Natal jalanan di desa becek.Aroma lumpur di jalan-jalan setapak sangat terasa karena hujan terus mengguyur setiap harinya.
Natal kali ini,yang terjadi justru sebaliknya.
Jalanan berdebu,siang panas terik,dan malam terasa gerah.
Sampai akhir Desember ini hujan belum juga turun.Musim tanam belum dimulai.Para petani menjadi cemas.
Bencanakah?
Mudah-mudahan,tidak.

Semoga Natal memberi kekuatan dan harapan di saat menghadapi situasi yang sulit.

''SALAM DAMAI NATAL!''
Mohon maaf lahir dan bathin.

Komentar

  1. (maaf) izin mengamankan PERTAMA dulu. Boleh kan?!
    Alamendah's Blog
    mengucapkan Selamat natal dan tahun baru

    BalasHapus
  2. Selamat Natal dan Tahun Baru juga,Mas Alam.
    Terima kasih,sudi mampir di sini.

    BalasHapus
  3. Selamat natal bagi yang merayakan. Salam
    http://alrisblog.wordpress.com

    BalasHapus
  4. Salam Natal juga buat ALRIS.
    Terima kasih atas kunjungannya.

    BalasHapus
  5. Desember, kalo kata orang Jawa berarti gede-gedenya sumber, artinya air melimpah. Tapi tahun ini memang sepertinya kemarau menjadi lebih panjang. Semoga bukan bencana dan segera turun hujan.

    Selamat Hari Natal, Pak. Tuhan memberkati!

    Isnuansa.Com

    BalasHapus
  6. Selamat Hari Natal juga,Mba.
    Oh,ya,Mba sudah 3 hari ini hujan mengguyur daerah saya.
    Jadi,saya ralat judul postingan saya,natalnya di ujung kemarau.

    BalasHapus

Posting Komentar

Terimakasih atas kunjungan Anda ke BARCHETO PUTRA

Postingan populer dari blog ini

Anak Kalok

PESONA DI LEMBAH PAKU

Keunggulan dan Kelemahan Bolt Browser