Pengalaman Pertama Membuat Blog ini

Tak terbayangkan sebelumnya, bahwa saya dapat memiliki blog sendiri di dunia maya. Tepat setahun yg lalu di bulan November 2009 saya berhasil memiliki akun email di gmail.Selama beberapa hari saya baru mendapatkan akun email yg valid.
Maklum, cuma utak-atik hp jadul ini.
Selanjutnya saya mencoba membuat blog di blogger.com dan jadilah blog ini.

Lucunya, selama 3 malam hampir tidak bisa tidur untuk berusaha menerbitkan artikel pertama.
Mulanya bingung, bagaimana mulai menulis judul, konten, dan menerbitkan tulisan di halaman dashboard. Apalagi kalau tulisan yg sudah diterbitkan harus diedit ulang karena terjadi kesalahan pengetikan. Mengetik via hp memang cukup rumit, kita seperti mengetik SMS yg panjang tanpa bisa mengontrol tulisan pada kalimat-kalimat sebelumnya.Sangat merepotkan sekali bila dibandingkan dengan mengedit tulisan pake PC.Mau bilang apa, kalau cuma HP yg ada.

Baru 2 tulisan yg diterbitkan, saya langsung perkenalkan blog ini kepada para blogger senior yg alamatnya saya temukan melalui mesin pencari.
Mereka pun datang berkunjung di blog ini dengan memberikan dukungan bagi saya yg belum tahu apa-apa tentang mengelola blog.
Karena pengaturan komentarnya belum benar beberapa teman mengirimkan email berupa usulan untuk mengatur ulang kolom komentarnya.

Setelah 2 bulan blog ini diaktifkan, saya memiliki beberapa teman yg selalu setia mengunjungi, memberikan semangat dan masukan.
Mereka datang dari berbagai kota dan daerah seperti Jakarta, Sulsel, Jawa Barat, Palembang, Surabaya, Solo, Bali dan lainnya.
Wah, betapa senangnya saya dapat belajar ngeblog dari mereka.
Sesama mobile blogger siap memberikan tips dan triknya serta merekomendasikan berbagai aplikasi yg mendukung aktivitas ngeblog via ponsel.

Tiga bulan setelah diorbitkan, terjadi kerusakan pada blog ini dan seorang teman menganjurkan saya pindah ke blog WordPress.org.
Walaupun kerusakan sudah diperbaiki, namun blog ini masih belum normal benar.
Sesekali saya masih menulis sesuatu di sini.

Nah, pengalaman ini merupakan salah satu contoh kemandirian orang kampung mengenal informasi dan teknologi.

Terimakasih buat sahabat blogger.

Komentar

Posting Komentar

Terimakasih atas kunjungan Anda ke BARCHETO PUTRA

Postingan populer dari blog ini

Anak Kalok

Dongeng dari Manggarai Timur Pada zaman dahulu hiduplah suatu keluarga petani di suatu natar (kampung) dalam wilayah Kedaluan Ronggakoe di Kecamatan Kota Komba. Keluarga tersebut hanya terdiri dari ayah, ibu, dan seorang anak. Mereka sangat miskin. Rumah mereka terbuat dari alang-alang dan mereka hanya makan ubi dan jagung.
Baca selengkapnya

PESONA DI LEMBAH PAKU

Lembah Paku di pagi hari sungguh menawan. Bila kita beranjak sedikit ke tepian bukit dan memandang ke arah lembah, maka di bawah sana akan kita saksikan keindahan yang menawan. Kepulan asap dapur dipadu kabut putih di pagi hari mengurai berkas cahaya sang mentari,menampilkan panorama pagi yang mempesona. Bila sedikit mendongakkan kepala,maka sejauh mata memandang,terhampar deretan sawah yang luas membentang. Jauh ke arah selatan kita akan disuguhkan hijaunya padang savana tempat para penduduk memelihara kerbau yang dilepas bebas di sana. Di padang rumput yang luas inilah tempat kawanan rusa hidup dan mencari makan. Pegunungan Mbeliling melingkari lembah Paku di bagian utara. Menyusuri hutan Mbeliling maka akan kita saksikan berbagai jenis flora dan fauna yang hidup dan bernaung di dalamnya. Kera,rusa,babi hutan,tupai,dan berbagai jenis burung ada di sana. Kicauan burung di pagi hari menambah semaraknya musik alam di tengah belantara. Pepohonan dan semak belukar yang padat membuktikan
Baca selengkapnya

SUKA DUKA MENGABDI DI DAERAH TERPENCIL

Menjadi guru muda di kampung orang bukanlah hal yang mudah. Guru muda dianggap bisa melakukan tugas apa saja,baik tugas di sekolah maupun tugas kemasyarakatan.Guru muda selalu menjadi tumpuan harapan.Padahal,di saat itu sang guru muda belum siap karena belum berpengalaman. Hal seperti inilah yang saya alami ketika menjadi guru di SDK Paku,Kec.Sano Nggoang,Kab.Manggarai Barat. Prinsip saya,menolak tugas yang telah diberikan sama dengan menolak peluang untuk belajar mengemban tugas. Sekali kita menolak suatu tugas apapun,untuk selamanya kita tidak akan mendapat tugas apa-apa. Rugi 'kan? Karena saya aktif dalam beberapa kegiatan kemasyarakatan,hal ini justru membuat orang-orang di sana berusaha dan berjuang agar saya betah,bertahan,dan bahkan harus bisa menetap di sana selamanya. Banyak cara yang dilakukan agar saya tidak akan pulang/pindah ke kampung sendiri. Setelah saya berkeluarga,dalam tempo satu bulan dibangunlah rumah baru dilengkapi dapur oleh orang tua murid. Hasil tanaman ko
Baca selengkapnya